Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Jumat, 15 Mei 2015

Tagged under:

Perbedaan Studi Farmasi dan Apoteker di Indonesia dengan di Negara Lain


  Sebenarnya di Indonesia ini, apoteker dan dokter masih belum seimbang keberadaannya, dokter masih selalu di atas di banding apoteker. padahal kebanyakan di luar negeri keduanya itu setara, bahkan ada Negara yang lebih mementingkan apoteker dari pada dokter. Di Indonesia begitu jelas dokter lebih diatas dibanding apoteker, sedangkan kedua bidang ini seharusnya dapat berjalan berdampingan karena keduanya sama-sama penting untuk kesehatan masyarakat, di Indonesia dokter mendiagnosa sekaligus memberikan resep obat kepada pasien, disinilah apoteker dapat membuktikan kemampuannya, mereka bisa memberitahukan kepada dokter apabila ada resep yang diberikan itu tidak sesuai, karena mereka lah yang tahu mengenai obat, dokter hanya mendiagnosa penyakit pasien.           Saya yakin pada tahun mendatang apoteker dapat setara dengan dokter, tetapi ketika telah yakin dengan hal itu saya jadi ragu dengan farmasis Indonesia, apalagi pada tahun 2015 akan ada yang namanya pasar bebas bagi orang-orang asia, dan tempatnya itu di Indonesia, artinya farmasis-farmasis dari Negara tetangga akan berdatangan ke Negara kita untuk mendapatkan pekerjaan, nah bagaimana nasib farmasis Indonesia sendiri? Seperti yang kita ketahui di Negara lain, misalnya Jepang, kompetensi farmasis di sana lebih unggul dibanding kita, bagaimana seharusnya cara kita menyikapi hal tersebut? Hal yang harus dilakukan yaitu meningkatkan sumber daya manusianya, agar kita tidak kalah bersaing dengan Negara-negara tetangga, dan kita dapat menjadi tuan rumah di Negara kita sendiri, alangkah lucunya ketika di Negeri sendiri kita hanya bisa menyaksikan farmasis dari luar negeri dengan bangganya masuk ke negera kita, mengungguli kita, menguasai Indonesia, dan kita yang bangsa Indonesia sendiri hanya dapat melihat hal tersebut tanpa melakukan apa-apa, karena memang kualitas mereka lebih baik dibanding kita, semoga hal tersebut tidak akan terjadi. Maka dari itu diperlukan adanya turun tangan pemerintah dalam menyikapinya, salah satu caranya tadi yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Hal ini sebenarnya menjadi permasalahan baru bagi farmasis-farmasis Indonesia, dan menurut kabar burung yang beredar, lulusan farmasi ketika ingin bekerja tidak diterima begitu saja di tempat yang mereka daftari, akan tetapi kemampuan mereka akan di uji terlebih dahulu, apakah mereka memang telah pantas bekerja di tempat tersebut atau tidak. Jadi, bagi teman-teman farmasi lakukanlah yang terbaik, buat Negara kita bangga, disini lah dapat dibuktikan bahwa farmasis Indonesia pasti bisa bersaing dengan farmasis-farmasis dari Negara asing.

              Lamanya program pendidikan farmasi di setiap negara adalah beragam. Di Indonesia sendiri, lama pendidikan sarjana kurang lebih 4-5 tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan program profesi apoteker selama 2 semester (1 tahun).
Berikut adalah ragam durasi pendidikan farmasi hingga menjadi apoteker di berbagai negara, dikutip dari: 
             Pendidikan profesi di Amerika dikenal dengan program Doktor Farmasi (PharmD.). Sebelum mengikuti program ini peserta harus sudah lulus program pra-farmasi yang berlangsung selama 2 tahun atau menyelesaikan program bachelor dalam bidang farmasi. Program doktor farmasi berlangsung selama 4 tahun yang terdiri dari perkuliahan dan kerja praktek. Pada tahun pertama hingga tahun ke tiga berisi kuliah sedangkan tahun ke empatnya diisi sepenuhnya dengan kerja praktek lanjut yang dibagi dalam tiga semester (gugur, semi dan panas) dengan beban 36 Sks. Setelah selesai masih harus mengikuti ujian sertifikasi [7,8].

        Lama pendidikan apoteker di Inggris adalah empat tahun ditambah dengan program preregistrasi yang berlangsung selama satu tahun. Untuk menjalankan layanan kefarmasian apoteker harus mendapatkan lisensi dari the Royal Pharmaceutical Society [9].

Di Australia lulusan program sarjana farmasi yang memerlukan waktu empat tahun wajib mengikuti kerja praktek yang disupervisi di rumah sakit atau apotek selama 2000 jam atau satu tahun. Setelah selesai kerja praktek mereka harus mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh APEC (Australian Pharmaceutical Examination Council). Materi ujian terdiri dari ujian tertulis pilihan berganda sebanyak 100 soal, 8 soal urain yang harus diselesaikan dalam 3 jam dan wawancara. Peserta ujian yang lulus mendapat sertifikat dan dapat bekerja di apotek atau rumah sakit sebagai apoteker. Sedangkan yang gagal dapat mengikuti ujian lagi pada periode berikutnya. Ketentuan ini berlaku sejak 1 Januari 2006, sedangkan sebelumnya peserta harus mengikuti kerja praktek lagi selama periode tertentu.

Pendidikan profesi apoteker di Belanda berlangsung selama tiga tahun yang terdiri dari 180 sks Eropa (1 sks= 0,7 minggu). Kegiatannya terdiri dari perkuliahan, pembekalan praktis, projek kecil dan penulisan tesis, dan magang di apotek dan di rumah sakit masing-masing 2,5 bulan. Selama magang di rumah sakit ada kegiatan bersama dengan mahasiswa kedokteran. Lulusan program profesi apoteker di Belanda ini adalah Magister Farmasi yang setara dengan PharmD di Amerika.
Mulai tahun 1957, pendidikan farmasi di Thailand berlangsung selama 5 tahun dan lulusannya menjadi BSc.Pharm. Sertifikat profesional diberikan langsung ketika sarjana farmasi tersebut mengajukan permohonan. Keseluruhan program terdiri dari 188 sks dengan ketentuan 1 sks sama dengan 15 x 1 jam kegiatan akademik, ditambah dengan 500 jam kegiatan magang profesional. Subspesialisasi terdiri dari farmasi rumahsakit dan klinik, farmasi komunitas dan administrasi, farmasi kesehatan masyarakat, teknologi farmasi, dan farmasi risert dan pengembangan. Kecenderungan sekarang mengikuti sistem pendidikan profesi farmasi di Amerika, yaitu farmasi klinik dan dokter farmasi {Doctor of Pharmacy (Pharm.D)}. Adapun lama pendidikannya adalah 6 tahun.
Pendidikan profesi di Malaysia tidak ada. Sarjana farmasi wajib bekerja selama tiga tahun di pemerintah kerajaan baru dapat mengajukan ijin untuk membuka praktek layanan kefarmasian secara mandiri

Persyaratan latar belakang pendidikan untuk bisa menjadi seorang apoteker di negara lain juga beragam. Berikut akan dijelaskan persyaratan-persyaratan gelar dalam menjadi apoteker dari beberapa negara:

Australia  Di Australia, seorang apoteker harus menyelesaikan sarjana empat tahun Sarjana Farmasi dilanjutkan dengan magang dan pemeriksaan independen yang ditetapkan oleh masing-masing dewan pendaftaran negara. Selain itu, lulusan diharuskan untuk menyelesaikan kursus pelatihan pascasarjana resmi. Disediakan pilihan untuk melanjutkan pendidikan dua tahun pascasarjana Master of Pharmacy (M.Pharm) bagi para sarjana.
Sejak tanggal 1 Juli 2010, apoteker terdaftar secara nasional dengan Praktisi Kesehatan Pendaftaran Australia Authority [AHPRA], setelah sebelumnya telah didaftarkan oleh masing-masing negara (misalnya The Pharmacy Board of New South Wales, The Pharmacy Board of Victoria ). Lulusan diminta untuk melengkapi satu tahun praktek di bawah pengawasan seorang apoteker yang terdaftar. Selain itu, lulusan diharuskan untuk menyelesaikan kursus pelatihan pascasarjana. Pada pemenuhan persyaratan ini, lulusan berhak untuk mendaftarkan diri dalam pemeriksaan yang mungkin melibatkan kedua komponen tertulis dan lisan.

Kanada Di Kanada, apoteker harus menyelesaikan sarjana empat tahun sarjana sains ( bachelor of science degrees) di apotek setelah menyelesaikan minimal satu atau dua tahun studi studi universitas sebelumnya. Universitas Waterloo membutuhkan dua tahun studi prasyarat dalam ilmu-ilmu dasar.
Tingkat di apotek terdiri dari kursus dan pengalaman klinis melalui magang diperlukan dan penempatan kerja, diikuti oleh penyelesaian pemeriksaan papan nasional yang dikelola oleh Farmasi Pemeriksa Dewan Kanada.
Sekolah-sekolah farmasi di Quebec (di University of Montreal dan Universitas Laval) sekarang menawarkan hanya tingkat PharmD yang melibatkan dua tahun ilmu dasar dan empat tahun pendidikan farmasi, mirip dengan banyak program di Amerika Serikat.
University of Alberta Departemen Farmasi dan ilmu farmasi akan memulai satu tahun post-B.S degree Program PharmD pada tahun 2013. Hal ini akan mempersiapkan siswa untuk program PharmD.
Banyak apoteker rumah sakit juga menyelesaikan program residensi farmasi rumah sakit. Ini adalah pengalaman kerja langsung bagi para pascasarjana selama 12-24 bulan. Melalui rotasi terstruktur dalam praktik farmasi, pendidikan, penelitian, dan administrasi, program residensi berniat untuk mempersiapkan apoteker untuk praktek farmasi menantang dan inovatif. Lulusan dari program residensi ini adalah merupakan sumber penting dari apoteker yang berkualitas terlatih dalam praktek kelembagaan. Kebanyakan program residensi diakreditasi oleh Farmasi Rumah Sakit Residency Dewan Kanada atas nama Canadian Society of Hospital Pharmacists.

Terakhir, ada pilihan untuk mahasiswa mengambil pendidikan doktor selama dua tahun di farmasi (PharmD), program studi ini ditujukan bagi mereka dengan gelar Sarjana Farmasi atau derajat setara. Program PharmD lanjutan ini dapat ditempuh di Kanada; di University of British Columbia dan University of Toronto dan di beberapa sekolah farmasi di Amerika Serikat (sebagai "non-tradisional" PharmD). Program PharmD lanjutan ini di AS dihapus dengan adanya pengenalan program PharmD entry-level, yang meskipun sama dalam nama mereka, berbeda dari program tingkat PharmD lanjutan dalam hal kedalaman dan ruang lingkup pengajaran.
Profesi farmasi diatur pada tingkat provinsi. Otoritas pengawas provinsi secara langsung bertanggung jawab untuk pemberian lisensi apoteker, menilai kompetensi apoteker dan memastikan keselamatan publik. Nasional Asosiasi Otoritas Regulasi Farmasi didirikan pada tahun 1995 sebagai cara untuk menyelaraskan kegiatan pihak berwenang provinsi. Mereka mewakili kepentingan pemerintah provinsi dan berfungsi sebagai pusat sumber daya nasional untuk semua apoteker. CPhA secara aktif terlibat di beberapa komite NAPRA.

Chili     Di Chile, siswa harus belajar enam tahun untuk menjadi apoteker. Sekolah terbaik farmasi di Universidad de Chile, di Santiago de Chile. Apoteker Chili siap tidak hanya dipersiapkan untuk dilepas dan dapat bekerja di apotek klinis dan communitary, tapi di bidang Pharmaceutical, makanan dan industri kosmetik di setiap tingkatan, termasuk pengembangan obat (gelar dibutuhkan di sini), manufaktur, manajemen, pemasaran, dan lain-lain, karena persiapan ilmiah yang sangat kuat yang mereka terima, termasuk teknik dan topik teknologi farmasi. Judul resmi untuk apoteker di Chili adalah Quimico Farmacéutico (Farmasi Chemist), dan derajat mereka Licenciado en Ciencias Químicas y farmacéuticas (Sarjana Kimia dan Farmasi Ilmu).

Denmark  Pendidikan apoteker (Denmark: farmaceut) di Denmark berlangsung baik di Departemen Ilmu Farmasi ( Department of Pharmaceutical Sciences) atau di Universitas Kopenhagen.
Gelar The Bachelor of Pharmacy (BPharm) (Denmark: bachelor i farmaci) memakan waktu tiga tahun. Gelar Master of Pharmacy (MPharm) (Denmark: cand.pharm) memakan waktu dua tahun lagi - total lima tahun. Untuk bekerja sebagai apoteker di apotek di Denmark, tingkat MPharm diperlukan.
Setelah lulus sebagai apoteker dengan gelar MPharm, siswa dapat memulai tiga tahun program pendidikan doktor farmasi (DPharm) (Denmark:. Dr.pharm).
Selain apoteker, di Denmark ada kelompok profesional lain dengan pendidikan farmasi yang lebih tinggi - yaitu pharmaconomists (ahli farmasi) yang pendidikannya berlangsung di Pharmakon-Danish College of Pharmacy Practice.

Prancis  Di Perancis, enam tahun PharmD (disebut "Diplôme d'Etat de Docteur en Pharmacie") harus diselesaikan. Pada akhir tahun kelima, apoteker muda dapat memilih untuk lulus ujian kompetitif. Jika mereka berhasil, beberapa siswa yang dipilih kemudian dapat mengikuti spesialisasi empat tahun (seperti dokter). Ini adalah program residensi farmasi disebut "Internat en Pharmacie". Selama residensi ini, apoteker spesialis dalam Laboratorium Kedokteran disebut "biologie Médicale" atau farmasi rumah sakit.

Yunani  Di Yunani, kursus Universitas lima tahun harus diselesaikan. Kursus ini ditawarkan oleh University of Athens, Universitas Thessaloniki dan University of Patras . Kursus ini terdiri dari 4 tahun teori dan praktek laboratorium dan 5 tahun wajib, full-time in-service training di apotek masyarakat dan departemen farmasi rumah sakit. Penempatan trimester tambahan dalam industri farmasi juga merupakan pilihan, namun tidak diperhitungkan akuisisi lisensi untuk berlatih. Setelah berhasil menyelesaikan kursus, gelar di Farmasi diberikan. Sejak September 2011, mahasiswa yang telah menyelesaikan tesis di University of Athens selama 5 tahun dari studi mereka, dapat memperoleh Sertifikat, setara dengan Master, sekaligus Sarjana Farmasi.
Lulusan farmasi dapat mengejar karir di industri setelah lulus. Sebuah karir di bidang ini tidak memerlukan lisensi untuk praktek farmasi. Namun, apoteker yang ingin membuka apotek, bekerja di rumah sakit atau di Organisasi Nasional Obat harus sebelumnya berhasil berpartisipasi dalam pemeriksaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Yunani, dalam rangka untuk mendapatkan lisensi untuk Praktek Farmasi.

India  Di India, program diploma dua tahun dengan pelatihan rumah sakit setelah selesai kursus adalah persyaratan minimum untuk pendaftaran sebagai apoteker. Siswa juga dapat mengambil sarjana dalam program apotek (empat tahun) untuk pendaftaran sebagai apoteker. Tidak seperti Inggris, M.Pharm adalah program PG selama 2 tahun di India yang bisa dilakukan hanya setelah berhasil menyelesaikan B.Pharm. Jadi, dibutuhkan 6 tahun untuk melakukan M.Pharm di India. Berbagai perguruan tinggi menawarkan diploma untuk program PhD di apotek.

Iran  Di Iran, doktor farmasi adalah program 5,5 tahun yang membutuhkan 11 semester kursus dalam praktek kelas dan pengalaman.

Irlandia Secara tradisional di Irlandia, tingkat BPharm diselesaikan dalam empat tahun itu, diikuti oleh satu tahun pra-pendaftaran pelatihan klinikal. Satu tahun dari pra-pendaftaran pelatihan ini baru-baru ini telah digantikan oleh program magang; yaitu dengan siswa baik berkarya sekaligus menyelesaikan tugas, yang mengarah ke penghargaan dari gelar M.Pharm dari Royal College of Surgeons.
Sebuah program master terpadu selama lima tahun akan dimulai pada bulan September 2015. Pada saat ini ada tiga universitas di Irlandia menawarkan tingkat B.Pharm: Trinity College Dublin, Universitas College Cork, dan Royal College of Surgeons di Irlandia.

Selandia Baru Di Selandia Baru, seperti dengan negara-negara Barat lain, BPharm empat tahun harus diselesaikan, diikuti oleh magang di apotek (Community, Rumah Sakit, Industri dan/atau Universitas). Apoteker terdaftar dengan Dewan Farmasi dan harus memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan oleh Pharmaceutical Society Of New Zealand. Tingkat ini dapat diambil di University Of Otago di Dunedin dan University Of Auckland di Auckland. Sekolah Farmasi dibagi menjadi tiga bagian utama dari fokus penelitian. Ini adalah:
Divisi Farmasi Praktek: Difokuskan pada antar-hubungan antara apoteker dan masyarakat yang mereka layani. Divisi Ilmu Farmasi: Difokuskan pada mekanisme molekuler dan dasar biologis dari pengembangan obat. Divisi Farmakoterapi: Difokuskan pada aplikasi dan efek dari obat-obatan dalam pengaturan klinis.
Studi pascasarjana termasuk ijazah, Masters, PhD dan Dpharm, yang mungkin klinis, praktek atau spesialisasi farmasi.

Portugal Di Portugal, tingkat Farmasi adalah program MPharm disebut Master Ilmu Farmasi (Portugis: Mestrado Integrado em Ciencias Farmacêuticas) dan sudah disesuaikan dengan proses Eropa Bologna. Ini terdiri dari lima tahun studi dengan semester terakhir diisi dengan full-time in-service training di apotek masyarakat (empat bulan) dan di departemen farmasi dari rumah sakit (dua bulan).
Setelah mendapatkan sertifikat gelar, lulusan harus bergabung dengan "Order of Pharmacists" (Portugis: "Ordem dos Farmacêuticos"), badan pengawas dan perizinan untuk profesi farmasi di Portugal, agar dapat terdaftar sebagai apoteker dan telah memenuhi syarat secara hukum untuk bekerja dalam profesi.
Saat ini, ada lima publik dan empat perguruan tinggi swasta menawarkan tingkat MPharm di Portugal. Sekolah umum farmasi dari Universitas Lisbon, Universitas Porto, dan University of Coimbra dianggap sekolah farmasi tertinggi di negara ini.

Qatar  Di Qatar, minimal gelar Bachelor Farmasi diperlukan untuk praktek sebagai seorang apoteker berlisensi. Qatar University (satu-satunya universitas nasional) mulai menawarkan 5 tahun gelar BSc (Pharm) pada tahun 2007. Sebuah program gelar PharmD 6 tahun juga telah disetujui, dengan asupan mahasiswa diharapkan pada tahun 2011. Pada tahun 2008, College of Pharmacy menjadi fakultas Qatar University ketujuh, yang telah menerima akreditasi awal oleh Dewan Kanada untuk Akreditasi Program Farmasi (CCAPP). Saat ini adalah perguruan tinggi farmasi pertama dan satu-satunya di Qatar.

Korea Selatan  Di Korea Selatan, program enam tahun dalam pendidikan farmasi telah berlaku sejak 2011.

Thailand  Di Thailand, saat ini ada dua jenis program studi Farmasi.
1) program lima tahun - Sarjana Farmasi atau B.Pharm
2) program enam tahun - Dokter Farmasi (Pharmaceutical Care) atau Pharm. D
Beberapa universitas di Thailand menawarkan kursus dua tahun bagi siapa pun lulus dengan B. Pharm untuk menyelesaikan Pharm. D.

Inggris  Di Inggris, integrasi dengan Uni Eropa telah mengakibatkan BPharm dan BSc program digantikan oleh program empat tahun untuk kualifikasi Master of Pharmacy (MPharm). Di Inggris Dewan Farmasi Umum bertanggung jawab untuk regulasi urusan farmasi dan di Irlandia Utara itu adalah Pharmaceutical Society of Northern Ireland. Lulusan harus menyelesaikan satu tahun pelatihan praktis dan lulus ujian pendaftaran sebelum mereka dapat dimasukkan pada daftar apoteker, yang dikenal sebagai daftar ahli kimia farmasi. Pendaftaran pasca pendidikan profesional dapat diberikan oleh organisasi seperti Asosiasi Farmasi Klinik Inggris.
Apoteker yang terdaftar di negara-negara lain juga dapat mendaftar di Inggris. Apoteker di luar negeri diwajibkan untuk melakukan Assessment Program Apoteker Luar Negeri (OSPAP), kursus intensif satu tahun berfokus pada praktik farmasi di Inggris. Otorisasi OSPAP dapat diberikan oleh Dewan Farmasi Umum dan tentu saja dilakukan baik University of Sunderland, Aston University, University of Hertfordshire, Kingston University atau University of Brighton. Namun, apoteker yang telah memperoleh kualifikasi mereka dan telah terdaftar di negara lain dari European Economic Area dapat mendaftar dengan Dewan Farmasi Umum tanpa menjalani pelatihan tambahan atau pra-pendaftaran.
Apoteker di Inggris sekarang dapat diakreditasi untuk melakukan sejumlah layanan yang telah ditingkatkan. Ini termasuk namun tidak terbatas pada penggunaan obat ulasan (MUR) dan Patient Group Directives (di mana obat-obat dengan resep tertentu dapat diberikan oleh apoteker untuk indikasi seperti restorasi rambut, penurunan berat badan, kontrasepsi hormonal darurat dan disfungsi ereksi).
Judul Apoteker, Farmasi Teknisi dan Farmasi secara hukum dilindungi di Inggris. Mereka hanya dapat digunakan oleh individu yang terdaftar dengan Dewan Farmasi Umum; setiap pengguna lain bersalah tindak pidana.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa persyaratan untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek (APA). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/Menkes/per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek pada pasal 1 dijelaskanbahwa Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah seorang apoteker yang telah diberikan Surat Izin Kerja (SIK). Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek berdasarkan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 adalah:
a. Ijazah telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) atau surat penugasan dari Menteri Kesehatan.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.

e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola di apotek lain.

0 komentar:

Posting Komentar